AGAM, - Hantaman gelombang air laut atau abrasi di Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, dalam satu minggu terakhir kian meluas. Ratusan rumah warga di daerah itu terancam dampak ambrasi.
Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri, SH Dt. Parpatiah saat meninjau lokasi abrasi pada Rabu 3 Agustus 2022 mengatakan, pengikisan bibir pantai itu berpotensi memberikan ancaman besar terhadap pemukiman masyarakat.
“Ini membutuhkan penanganan segera. Berdasarkan pernyataan warga, tingkat kehilangan daratan dalam satu minggu terakhir mencapai 15 meter, ” ujarnya.
Kondisi kehilangan daratan tersebut sambung wabup, dengan daratan yang tersisa 300 meter diprediksi dalam kurun dua tahun kedepan akan berdampak langsung terhadap perumahan warga.
Merespon peristiwa itu, Pemerintah Kabupaten Agam bakal menyurati Balai Wilayah Sungai Sumatera V dan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dalam waktu dekat .
“Kondisi ini butuh penanganan dari pemerintah pusat. Karena solusi satu-satunya cara adalah pemasangan batu grip dan itu butuh dana yang cukup besar, ” tuturnya.
Sekretaris Nagari Tiku V Jorong, Anaswar menambahkan, ancaman abrasi mengancam 700 unit rumah yang tersebar di Jorong Muaro Putih sekitar 400 unit dan Jorong Masang 300 unit.
Ia mengatakan, 700 unit rumah itu berjarak sekitar 300 sampai 400 meter dari bibir pantai yang sebelumnya berjarak sekitar 1, 5 kilometer.
“Ini akibat abrasi terjadi hampir setiap tahun dan satu minggu terakhir sekitar 15 meter daratan yang tergerus gelombang pasang dengan panjang empat kilometer, ” katanya
Sejak 2021 sampai 2 Agustus 2022 ini tambahnya, sudah sekitar 50 meter daratan yang tergerus gelombang pasang. Selain itu, lahan perkebunan kelapa dan kelapa sawit milik warga dan plasma juga rusak akibat abrasi. (*)
Baca juga:
Tony Rosyid: Warga Jakarta Berlimpah Subsidi
|